Home » » Menanyakan penanganan 8 sandera turis Hongkong yang tewas, wartawan Hongkong Diusir dari KTT APEC

Menanyakan penanganan 8 sandera turis Hongkong yang tewas, wartawan Hongkong Diusir dari KTT APEC

Written By Pojok Berita on Senin, 07 Oktober 2013 | 19.26

Presiden Filipina Benigno Aquino III
NUSA DUA - Pers Hongkong mengutuk tindakan pengusiran dan pembatasan kebebasan pers sebagaimana yang telah dialami wartawannya saat meliput kegiatan pertemuan KTT APEC 2013, di Nusa Dua Bali, pada Minggu (06/10/2013) kemarin. 
Saat itu, panitia APEC mengusir dan menghapus daftar wartawan televisi dan radio asal Hongkong dari daftar jurnalis peliput APEC, tak lama setelah para wartawan ini melontarkan pertanyaan kepada Presiden Filipina Benigno Aquino III terkait penanganan krisis sandera di Manila pada tahun 2010 silam.
Peristiwa itu terjadi ketika wartawan asal Hongkong ini berteriak ke arah Presiden Filipina dan menanyakan apakah dia sudah bertemu dengan kepala pemerintahan Hongkong, Kong Leung Chun dan apakah Benigno juga akan meminta maaf terkait penanganan sandera di Manila yang telah menewaskan delapan turis Hongkong atau tidak.
"Apa anda sudah bertemu C.Y Leung?," teriak seorang reporter laki-laki, disela-sela pertemuan inti APEC.
"Apakah anda akan meminta maaf kepada rakyat Hongkong terkait tragedi Manila?" timpal seorang wartawati ketika Benigno berjalan di koridor.
Namun, Benigno Aquino tak menjawab pertanyaan itu. Sementara staf APEC langsung turun tangan. Mereka pun mengusir para wartawan ini.
'Staf APEC memerintahkan kami keluar," ujar Daphne Lo seorang wartawati.
Mereka juga tidak bisa mengakses media center dan juga tidak bisa masuk untuk meliput KTT APEC.
Sementara itu, ketua asosiasi wartawan Hongkong, Sham Yee-lan, membela para wartawannya yang ia sebut telah menjalankan tugasnya. "Hal yang wajar jika mereka berteriak atau dengan pendekatan agresif, untuk menanyakan krisis penyanderaan di Manila. karena mereka peduli tentang berita itu," ujarnya sebagaimana dilansir Wall Street Journal.
Ia menambahkan bahwa pembatasan kepada wartawan untuk mengajukan pertanyaan kritis merupakan pelanggaran langsung yang serius terhadap kebebasan pers. "Ini benar-benar tidak bisa diterima," tandasnya.
Menanggapi kejadian itu, panitia KTT APEC menyatakan bahwa mereka memerlukan tindakan yang tepat untuk menghapus keikutsertaan para wartawan ini dari daftar peliput APEC. "Penyelenggara harus menjadi tuan rumah yang baik dan memastikan tempat yang terhormat bagi para pemimpin negara yang diundang," demikian pernyataan dari panitia APEC kepada China Real Time.
"Kami tetap berkomitmen untuk menjaga lingkungan yang terbuka dan teratur untuk media dari seluruh dunia untuk berpartisipasi aktif dalam sesi pertemuan maupun dialog," tambahnya.
Adapun, banyak warga Hongkong yang percaya bahwa pemerintahan Filipina telah melakukan kesalahan dalam penanganan peristiwa penyanderaan di Manila. Sejak peristiwa itu, para keluarga korban menuntut pemerintahan Filipina untuk meminta maaf secararesmi dan memberikan kompensasi atas kejadian tersebut.
Sementara itu, pemerintahan Hongkong selama tiga tahun terakhir terus menerapkan kebijakan travel warning bagi warganya untuk berkunjung ke Filipina.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. LIBASS Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger