Aliman Aat |
LIBASS - Pekerja galian kabel menjadi musuh kota. Mereka merusak trotoar dan jalan seenaknya. Selesai pekerjaan, mereka cuek saja tak memperbaiki seperti semula. Tanpa rasa bersalah!
"Ini perusakan fasilitas negara," kata anggota Komisi D Aliman Aat saat berbincang dengan detikcom, Senin kemarin.
Ucapan Aliman ini sejalan dengan apa yang disampaikan Wagub DKI Basuki T Purnama. Bahkan Ahok bersikap lebih keras, dia meminta agar kontraktor yang melakukan galian kabel dipidana karena merusak fasilitas Pemda.
"Sudah bagus, digali, dijebolin lagi. Gak dibalikin lagi. Dibalikinnya asal-asalan. Kontraktor juga sama, perbaikan jalan sudah ditumpukin pembatas jalan dibiarkan saja," jelas Ahok.
Entah apa yang ada di kepala para kepala proyek galian kabel itu. Apa mereka tak merasa merusak fasilitas umum? Apa mereka tak merasa bersalah ketika menggali dan tak memperbaiki lagi?
Boleh ditengok, di trotoar atau di jalan saja misalnya, berapa banyak yang sudah menjadi korban karena terperosok lubang galian kabel? Berapa banyak pejalan kaki yang terpaksa turun ke jalan menghindari lubang galian kemudian terserempet kendaraan?
Tak sedikit pembaca detikcom yang menyampaikan surat elektronik ke redaksi@detik.com mengeluh soal galian kabel itu. Tak hanya di Jakarta, di Depok, Bekasi, dan Bogor para tukang galian kabel meninggalkan begitu saja pekerjaannya.
Sampai kapan mereka bisa berbuat seenaknya, merusak Trotoar?
"Ini perusakan fasilitas negara," kata anggota Komisi D Aliman Aat saat berbincang dengan detikcom, Senin kemarin.
Ucapan Aliman ini sejalan dengan apa yang disampaikan Wagub DKI Basuki T Purnama. Bahkan Ahok bersikap lebih keras, dia meminta agar kontraktor yang melakukan galian kabel dipidana karena merusak fasilitas Pemda.
"Sudah bagus, digali, dijebolin lagi. Gak dibalikin lagi. Dibalikinnya asal-asalan. Kontraktor juga sama, perbaikan jalan sudah ditumpukin pembatas jalan dibiarkan saja," jelas Ahok.
Entah apa yang ada di kepala para kepala proyek galian kabel itu. Apa mereka tak merasa merusak fasilitas umum? Apa mereka tak merasa bersalah ketika menggali dan tak memperbaiki lagi?
Boleh ditengok, di trotoar atau di jalan saja misalnya, berapa banyak yang sudah menjadi korban karena terperosok lubang galian kabel? Berapa banyak pejalan kaki yang terpaksa turun ke jalan menghindari lubang galian kemudian terserempet kendaraan?
Tak sedikit pembaca detikcom yang menyampaikan surat elektronik ke redaksi@detik.com mengeluh soal galian kabel itu. Tak hanya di Jakarta, di Depok, Bekasi, dan Bogor para tukang galian kabel meninggalkan begitu saja pekerjaannya.
Sampai kapan mereka bisa berbuat seenaknya, merusak Trotoar?
Posting Komentar